Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

AIR

Se Suci apakah diri yang hina ini ? Tidak bercerminkah kita ? Tidak kah sadar akan kekotoran diri ini ? Apa air yang setiap hari kita kotor untuk membersihkan tubuh ini tak kunjung membuat kita sadar akan kekotoran diri ini ? Masih pantaskah kita anggap diri ini bersih, suci. Lalu ia mengeluarkan kejernihannya, tunduk atas perintah Mu untuk kembali ketempat kotor karna membersihkan badan-badan, bau dan kotor manusia. Mungkin itulah cara kembali air menjadi mulia, membersihkan segala yang kotor merelakan kejernihannya ternodai. Lantas masih terasa sucikah diri ini ? #SuratSobek

pulang?

Jika langkah kaki ini sudah terlalu jauh melangkah dari arah jalan pulang, maka kemana saya akan pulang? Jika yang disebut kebanyakan orang arah jalan pulang adalah rumah tempat tinggal yang beratapkan genting yang hakikatnya menutupi sang pemilik dari teriknya panas matahari dan basahnya air hujan, maka bukan itu yang saya sebut sebagai arah tempat kemana saya akan pulang. Lalu jika ada seseorang yang mengatakan bahwa arah jalan pulang adalah tempat dimana saya dilahirkan dan di besarkan oleh ibu dan bapak saya yang mengasuh dengan kasih sayang dan mendidik dengan ketulusan, itu juga bukan arah jalan pulang yang cukup meyakinkan untuk saya tuju. Lalu kemana kelak saya akan pulang? 21 satu tahun adalah kurun waktu yang saya jalani, apakah sudah cukup untuk menentukan kemana arah jalan pulang, lalu kapan saya akan pulang dan kemana saya akan pulang? apakah selama ini adalah salah satu perjalanan saya menuju arah jalan pulang?   Namun kapan saya akan pulang?  ...

MONYET

Teriakan klakson motor mu menampar tenang ku, 18:15 situasi dimana senja tak lagi di hantarkan kehangatan, namun amarah yang membabi buta. Oksigen ku di gantikan oleh asap-asap sisah bahan bakar mu! yang menutupi akal sehat pikiran ku, "Aku kau panggil, 'hy BANGSAT!" "Ku panggil kau 'KEPARAT!" Asap kuda besi mu menampar muka ku yang pucat, sore itu terasa panas padahal hijan sedang lebat-lebatnya. Mungkin air hujannya panas karna bercumbu dengan BANGSAT dan KEPARAT, Anehnya di sudut jalan ada monyet tersenyum mengamati situasi sore itu yang air hujannya panas. Entah lah mungkin monyet itu sedang berfikir bahwa yang dia lihatnya adalah mimpi di dalam hutan. #SuratSobek

GUNDAH

Gelisah bersemayam Aku seakan di permainkan oleh alam Fatamorgana, Dimana alam ini seakan tak luput dari mempermainkan, Seakan gunda ini tak terlepas dari jiwa yang teramat rapuh, Menggerogoti sel-sel akal sehat, Melumpuhkan kemurnian niat, Dimana ketenangan yang menjanjikan kesejukan? Dimana kedamaian yang menjanjikan ketulusan? Dan dimana keikhlasan yang menjanjikan kemurnian? Sedangkan detik ini aku masih gelisah, gundah gulana. Aku ingin menjemput Firman Maha pengasih dan Maha penyayang untuk "kembalilah wahai jiwa-jiwa yang tenang" #SuratSobek

KEABADIAN

Menjalani hari. Menghidupkan sendi-sendi history. Dalam sunyi semua menutup diri. Aku dan Kau menjadi alunan melodi. Biarkan aku mabuk tanpa adanya waktu dan hari. Karna kedalaman merindukan keabadian sebab segala kedalaman mencintai dan merindukan keabadian.

CERMIN

Setiap ruang yang tertutup akan retak, Karna mengandung waktu, Dan akhirnya akan meledak, Bila tenaga waktu terus menghadang, Kau bentangkan sajadah mahal mu, Membanggakan diri dan sudah merasa mencintai mu, Apakah kau ingin seperti iblis? Yang berlaku congkak di hadapanNya, Bukankah tanah tempat untuk di injak, Membuang ludah dan dahak, Tempat kencing dan berak, Atau paling jauh hanya tempat pelampiasan serakah dan tamak, Bukankah tanah adalah ibu mu, Yang setia menemani mu dalam suka dan duka, Bukankah tanah adalah ayah mu, Yang membimbing untuk tumbuh dan berkembang menjadi insan, Bercerminlah pada sawah dan ladang!, Yang bersyukur dan bergembira dengan menundukan diri seperti padi, Lahir dari tanah, menguning di sawah Menjadi beras di tapah kemudian menjadi nasi memasuki tenggorokan hamba Mu yang gerah, Adalah cara paling mulia bagi padi itu kembali ke pangkuan Mu, Buanglah sajadah mahal mu! Tundukan hati dan kepala mu! Tanahkan wajah mu! Agar rahmat ...

Bahagia = Ibu

Buku coklat berdebu Ketabahan hati di dalam Qolbu Berat beban Ia pikul Anak sekecil itupun harus genggam cangkul Tidak sempat bermain juga bergurau Tidak mengeluh meski hidupnya kacau Habis magrib baca Qur’an Simpan uang sedikit untuk hari raya Idul Qurban Itu bukan putih bedak, tetapi itu putih pucat Kalubetis Emak kebas biar aku cepat pijat Jangan Emak menangis mata berkaca Kalau ngedip tumpah airnya Jangan dengar kata orang tentang aku ya Mak Jangan Emak sedih nanti dada aku sesak Aku nabung buat beli dua ekor domba Kalau ada rezeki lebih kita beli sapi itupun juga Emak masak sambal, teri bagi ku rasa rendang Do’a kan ku besok melaut, kita makan kerang dan udang Mulut, tangan buat kupas kelapa Emak cerita tentang almarhum Bapak Rindu waktu beliau jadi imam kita solat Bulan syawal sudah dekat tujuh tahun terasa cepat Bapak sudah lama wafat Hanya satu wasiat Jaga ibumu nak, iman harus selamat Habis solat magrib Emak selalu solawat Do’a Emak bagi ku ad...

Hujan Pendosa

Ya Robi... Engkau yang memiliki seluruh alam semesta ini Aku sering mendengar nama Mu di pangil-panggil disana sini Dan aku sering di ajak untuk tunduk dan patuh atas semua peraturan Mu Aku tahu semua seruan mu itu karna dan atas kasih sayang Mu terhadap ku Namun aku sering acuh tak acuh Sering iya sering tidak Di atas panasnya Dosa yang  membakar jiwa ku, Aku asik bermandikan keringat-keringat dan berenang dalam kemaksiatan Saat lampu-lampu mulai di matikan, Hanya ada cahaya dari bintang dari bulan, Seakan kesejukan dan hawa dingin memanggil ku, untuk seger berlutut dan bersujut menghadap mu, Namun aku malu menghadap mu... Dengan tangan ku yang buntung, Dengan kaki ku yang pincang, Dengan mata ku yang buta, Dengan telinga ku yang tuli, Bahkan dengan hati ku yang mati. Aku malu bila harus menghadap mu dengan keadaan Jasad tak ber Ruh Matikah hati ku ya Allah..? Apakah aku masih layak di sebut manusia...? Aku ingin mendekati Mu dengan sangat dekat Aku ...

Keliling Dunia

Alah dia mengajak ku keliling Dunia lagi. Hampir setiap malam aku keliling ke setiap penjuru Dunia. Tapi herannya kenapa dia gk bawa semua raganya dia hanya membawa alam pikiran ku saja seakan-akan aku ada di lorong waktu, kemarin aku ada di Yunani, sekarang aku ada di Dunia ku sendiri, minggu lalu aku ada Makkah dan Madinah tempat lahirnya Rasul Allah swt. Dan tempat berdirinya peradaban manusia yang ideal. Tapi sekarang aku merasa raga ini kosong entah roh ku di ajak berpetualang kemana lagi ? dan entah besok, minggu depan , bulan depan atau bahkan tahun depan, berapa banyak tempat lagi yang akan aku jelajahi yang jelas aku senang keliling dunia bersama mereka, dan aku akan terus cari kebenaran di belahan dunia mana pun. #SuratSobek

03:35

Ketika dosa tenggelam dihantarkan senja Aku mencari kebenaran di gelapnya malam Aku berbondong-bondong dengan para pendosa Merontokkan karat demi karat dalam hati yang kian lama kelam Telah lama aku terjerat rantai-rantai kekufuran Membuat aku membangkang atas kebenaran Panasnya mentari siang membuatku  berlomba mengejar kesombongan  Tanpa aku berfikir sedikit tentang kematian Aku berdiri dibalik senja di sisa usia yang kian menua Berharap ampunan dari segala kehinaan dan kenistaan Akan membawaku ke sebuah samudra  Yang penuh kasih sayang dan ampunan #SuratSobek 

Maya Al-Maj'nun

s aat azan subuh berkumandang matahari mulai menampakan diri, keheningan berbicara dalam satu rumah yang sangat sederhana. Tinggalah satu keluarga yang hidup dalam kasih sayang keimanan, disebuah kamar yang mungil. Bangunlah seorang gadis dari lelap tidurnya ia bernama Maya.     Assalamualaikum Pagi.... dengan membuka jendela Maya berkata "tukang ronda beranjak pulang, sedang yang lainya terbangun dari mimpi, aku bangun bersama kicau burung"  Segala pujia bagi Allah atas nimat yang telah engkau beri.       Dibalik pintu terdengar suara mengetuk dengan nada lembut.  'tok'tok'tok dengan nada lembut Ibu membangunkan Maya.  Ibu : may, sudah waktunya solat subuh.  Maya : iya bu maya sudah bangun ko.  Ibu : sehabis solat, lekas mandi! sarapan sudah ibu siapkan.  Maya : iya bu, terimsksih.   Sudah waktunya kubasuh muka ini untuk mesucikan diri menghadap kepadaMu, yang Maha indah nan Maha Suci. Diriku yan...