Jika langkah kaki ini sudah terlalu jauh melangkah dari arah
jalan pulang, maka kemana saya akan pulang? Jika yang disebut kebanyakan orang
arah jalan pulang adalah rumah tempat tinggal yang beratapkan genting yang
hakikatnya menutupi sang pemilik dari teriknya panas matahari dan basahnya air
hujan, maka bukan itu yang saya sebut sebagai arah tempat kemana saya akan
pulang.
Lalu jika ada seseorang yang mengatakan bahwa arah jalan
pulang adalah tempat dimana saya dilahirkan dan di besarkan oleh ibu dan bapak
saya yang mengasuh dengan kasih sayang dan mendidik dengan ketulusan, itu juga
bukan arah jalan pulang yang cukup meyakinkan untuk saya tuju. Lalu kemana
kelak saya akan pulang?
21 satu tahun adalah kurun waktu yang saya jalani, apakah
sudah cukup untuk menentukan kemana arah jalan pulang, lalu kapan saya akan
pulang dan kemana saya akan pulang? apakah selama ini adalah salah satu
perjalanan saya menuju arah jalan pulang?
Namun kapan saya akan pulang?
Jika kematian adalah sebuah kepastian untuk menuju jalan
pulang, apakah setelah kematian saya akan kembali mencari arah jalan pulang? Lalu
apa yang saya persiapkan untuk sebuah perjalanan panjang yang akal pun tak
mampu menerka berapa lama saya berjalan menuju negri asal (Tempat Pulang), bukan kah ini sangat melelah kan, Bukan kah
ini sangat mengecohkan.
Dan kemana saya akan pulang?
#SuratSobek
Comments
Post a Comment