Skip to main content

Posts

PASAR MALAM

Apa yang lebih gembira dari bianglala? Tangis anak kecilpun membuat sang ibu tertawa, seraya berkata dalam benaknya, "nak kelak beginilah roda hidup, yang sengaja di simulasikan olah para mas-mas berkulit legam, untuk mengingatkan kita bahwa hidup harus tetap bergerak!, Meskipun naik dan turun." Sedang ayah terus berteriak dari bawah. "Tambah lagi kecepatannya!," Itu pun sambil tertawa, melihat anak lelakinya menangis. Apa yang lebih gembira dari korak-korak pasar malam pinggir jalan? Orang berbondong-bondong mengantri giliran guna menjemput ketegangan, lantas setelah permainan mereka merubahnya menjadi gelak tawa, Apa yang lebih gembira dari roda-roda gila? Menyaksikan Laki-laki berbadan kekar, yang mempertaruhkan nyawa demi menjemput rupiah, sedang kita bertepuk tangan sambil tertawa ria. Jika tangis, tegang, serta nyawa adalah fitrah, maka bahagia adalah bagian dari kehidupan.
Recent posts

LAKI-LAKI TELANJANG

laki-laki telanjang pergi dari rumah, di perjalanan menemukan rambu-rambu peringatan dari ratusan jalan yang terabaikan, di kepalanya tersimpan ingatan lampau terlepas dari benang merah yang panjang, laki-laki telanjang pergi dari rumah, menyusun ulang ingatan

GETAR CAHAYA

1 Dzulhijjah 1440 H Getaran itu terasa sampai kepala, memisahkan Manusia dari apa-apa yang dimilikinya, puluhan pasang mata panjang pandangannya, menembus dimensi yang tak pernah tampak oleh bola mata. kebingungan dan ketakutan, bersatu menjadi sebuah pengharapan. dalam ruang yang bergerak, apa masi ada yang ingin diam di tempat? 3 Dzulhijjah 1440 H Sempurnalah Arti Cahaya

POHON MATI

"Pohon pisang, Pohon kelapa, Pohon ceri, Pohon mangga, Dan pohon cemara." Dengan suara parau si pohon mati memanggil satu persatu temannya yang telah menemani hidupnya dari ratusan sabtu yang mereka lalui, "Kini aku telah lapuk, daun ku telah pergi meninggalkanku satu persatu, rantingku yang jatuh telah di ambil burung" untuk membangun sarang, serta sisa batangku yang tersisa dijadikan tempat bercengkrama pagi dan sore hari oleh burung" yang singgah dari lelahnya berterbangan di angkasa." Dengan sisa" suara yang tersisa si pohon mati pun mengucapkan pesan terakhir untuk teman"nya. "Teruslah tumbuh, tugasku telah selesai sampai disini, dan biarkan manusia membakar batangku untuk dijadikan tungku, biarkna abuku menyatu kembali ke tanah, tempat pertama kali aku tumbuh." Semua pohon tertunduk dan berdoa melepas kepergian si pohon mati, lantas pohon kamboja pun melepaskan bunga"nya.

RAGU MENUNGGU

Terpendam dalam relung yang dangkal aku tak tahu kedalaman dari sebuah rasa yang disebut penantian, Bukankah perjalanan harus ada tujuan? Bukankah penantian banyak menghasilkan dunia penciptaan? Bukankah pertanyaan selayaknya bermuara pada jawaban? Lalu kata apa yang pas untuk sebuah kegelisahan yang tak satu kosa kata pun mampu menggambarkan tentang kekeruhan pengelihatan, pendengaran, perasaan, yang menuntut keutuhan bergeraknya seluruh organ.

SEBUAH ILUSI

Bandung akan terus menjadi ilusi untuk sebagian remaja yang memburu inspirasi, atau Jogja yang menjanjikan seribu suasana yang menggoda, Ada yang berlomba menuju pulau para Dewa sedang terik matahari Bali tak jauh berbeda dari pesisir Banyuwangi, bahkan aku melihat ada yang menggantungkan harapan di puncak Rinjani dan melepas kepenatan di jernihnya bibir Gili, dan aku menemukan tenang tepat disini di depan pintu kemana kelak aku akan kembali menuju sisi dari segala sisi, menenggelamkan diri dari segala letih serta harapan-harapan yang terus menghantui.

APA YANG BERUBAH?

Di bakar api yang disebut rindu, Di lempar batu yang disebut cemburu, Di nyanyikan lagu yang lengkingnya tak begitu merdu, Telah ku pandang dari mata ke tiga, bunga-bunga harapan berhamburan di udara, ada yang melihatnya sebagai doa, ada pula yang melihatnya sebagia awal dari malapetaka. untuk meyakinkannya aku bertanya kepada ibu dengan nada berbisik "Bu... apa ini yang disebut cinta dengan berbagai macam bahasa?." tak lagi ku lihat taman yang indah, dengan bunga-bunga yang merekah, atau jalan setapak dimana para pejalan kaki dapat berpapasan tanpa jarak, lantas mereka bisa saling sapa.